PEMIKIRAN NASIONALISME DALAM PERGERAKAN NASIONAL
MELAWAN BELANDA DI INDONESIA SEBAGAI TITIK AWAL RASA KEBANGSAAN DAN PERSATUAN
ERA 1908-1942
Oleh
Kelompok 1: Ideologi Nasionalisme[1]
Jurusan Sejarah UM
Abstrack:
Nationalism is an ideology that forms the character of the
population to foster a sense of nationhood and unity. The process of change
that occurred in Hindia Belanda during the national movement fighting for the
fate of the nation was moved by a sense of nationalism from the rise of
intellectual class. Nationalism is an ideology that has the power to influence
and move people with based on a love and a sense of defending the country
against the homeland and the nation will arise when a nation or independence
piqued his pride insulted by other nations over the primordial attitude and
ethnocentrism. The result is a strongly internalized as a mental struggle to
prepare the establishment of the state on the basis of the Japanese Occupation
in the trial BPUPKI
Keywords:
Nasionalism, National Movement, Ideology, Sense of nationhood and unity, Based
on a love and a sense of defending the country.
Bangsa adalah ciptaan
manusia yang berinteraksi sebagaimana mereka berpapasan di dalam aktivitas
sehari-hari. Namun seiring salah satu orang yang mengulurkan tangannya kepada
pihak lain, kedua individu tersebut berpartisipasi yang eksis suatu hubungan
sosial bersama-sama membantu setanah air mewujudkan kesejahteraan. Komponen
hubungan social yang membentuk sebuah bangsa dimana individu-individu yang
terlahir di tanah airnya membentuk sebuah bangsa menemukan kebiasaan
mempertahankan eksistensinya itulah mengapa bentuk kesadaran diri yang
dibagi-bagikan bersamaan dengan kesadaran diri kolektif untuk menggunakan
nilai-nilai budaya dan sosial di dalam kehidupan masyarakat yang ternaung oleh
sebuah bangsa[2].
Nasionalisme membangkitkan
semangat para pejuang melawan kolonialis bangsa Eropa berupa perjuangan
konfrontasi. Semangat yang membara dengan kebulatan tekad untuk melepas diri
dari belenggu penjajah menjadi sebuah negara yang mandiri dalam mengurusi rumah
tangganya. Nasionalisme yang telah terserap dalam perjuangan untuk merdeka
mengantarkan proses persatuan dan rasa kebangsaan dikalangan pribumi
bangsa-bangsa di Asia-Afrika menentang perwujudan kolonialisme dan imperialisme
bangsa Eropa.
Pengertian
Nasionalisme Sebagai Ideologi
Nasionalisme adalah paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas
bersama untuk sekelompok manusia. Para nasionalis menganggap
negara adalah kebenaran politik atau legitimasi politik dimana kebenaran
politik itu dikatakan bersumber dari kehendak rakyat. Ikatan nasionalisme sebagai
ideologi tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot dan
tertekan oleh bangsa penjajah terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam
suatu wilayah tertentu
untuk bersatu.
Saat itu, naluri
mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan
negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tumbuhnya
ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan inipun tampak pula
dalam dunia hewan saat
ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri.
Namun, bila suasananya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari
negeri itu, sirnalah kekuatan ini, seperti itulah analogi Nasionalisme[3].
Nasionalisme adalah
sebuah ideologi yang daya dorong afektifnya yaitu rasa memilliki dan melayani
suatu komunitas nasional. Para pengikut ideologi ini memberikan identitas
budaya yang khas kepada bangsa mereka yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain
dan memberinya tempat istimewa dalam proses sejarah. Komunitas ini dikenali dengan
sekumpulan karakteristik khas yang diperoleh dari realitas konstitusional,
historis, geografis, religius, linguistik, etnis, dan genetis.
Sentimen yang diangkat
oleh perasaan menjadi bagian dari komunitas ini dapat dibatasi pada rasa kebangsaan
yang kuat terhadap kebudayaan dan tradisi nasional tanpa dihubungkan dengan
tuntutan politik. Di sisi lain tatkala sentiment
itu memainkan peran utama dalam dinamika suatu gerakan politik, daya dorong
nasionalisme umunya diasumsikan membentuk negara secara ala suatu komunitas
nasional. Dimana kedaulatan yang diyakini berada di tangan rakyat dijalankan
oleh wakil-wakil yang dipilih atau ditunjuk dalam batas-batas wilayah yang
diakui oleh komunitas politik internasional.
Sepanjang bangsa yang
dihasilkan mengikuti prinsip-prinsip masyarakt sipil dimana semua warga
menikmati sepenuhnya hak-hak asasi manusia yang diperoleh dari
kewarganegaraannya. Apapun ceritera etnisnya, maka nasionalisme terkait erat
dengan liberalisme politik dan membangkitkan civic nasinalism. Identitas nasional “sekunder” yang subjektif
berupa cinta tanah air atau patriotism
yang mungkin tidak bersinggungan dengan rasa-identitas etnis amat penting bagi
kohesi sosial dan stabilitas politik semua sistem demokrasi liberal[4].
Nasionalisme sendiri
diturunkan dari bahasa Prancis melalui kata Latin Natio ke Nasci yang
cenderung menyebutkan suku, ras dan keturunan dari orang yang tidak tau hukum
Romawi. Dengan demikian telah jelas diadopsi dari tulisan Latin yang pada
beberapa abad kemudian berubah maknanya menunjukkan kepada kesatuan kultural
yang nyata dari kedaulatan politik suatu bangsa uang dipengaruhi semangat englihtenment. Bagi Bernard Sausser
Nasionalisme adalah Integrating
sensibility it creates a single imagined community, although they have no
personal, feel a sense of camaraderie based on loyality sehingga rasa
persatuan yang muncul tidak tersekat pada letak geografis melainkan melampaui
batas regional mencapai kesadaran yang meninggalkan kelokalitasnya[5].
Sementara itu hakekat Ideologi
dijelaskan sebagai sebuah Pemikiran seseorang yang membawa arus gelombang ke
arah kemaslahatan bersama dan diikuti oleh banyak orang atas dasar pemikiran
tersebut. Pada
prinsipnya terdapat tiga arti utama dari kata ideologi, yaitu (1) ideologi
sebagai kesadaran palsu; (2) ideologi dalam arti netral; dan (3) ideologi dalam
arti keyakinan yang tidak ilmiah. Ideologi dalam arti yang pertama, yaitu
sebagai kesadaran palsu biasanya dipergunakan oleh filosof dan ilmuwan social
bahwa Ideologi sebuah teori-teori yang tidak berorientasi pada empirisme,
melainkan pada kepentingan pihak yang mempropagandakannya. Ideologi juga
dilihat sebagai sarana kelas atau kelompok sosial tertentu yang berkuasa untuk
melegitimasikan kekuasaannya.
Arti
kedua adalah ideologi dalam arti netral. Dalam hal ini ideologi adalah
keseluruhan sistem berpikir, nilai-nilai, dan sikap dasar suatu kelompok sosial
atau kebudayaan tertentu. Arti kedua ini terutama ditemukan dalam negara-negara
yang menganggap penting adanya suatu “ideologi negara”. Disebut dalam arti
netral karena baik buruknya tergantung kepada isi ideologi tersebut.
Arti
ketiga, ideologi sebagai keyakinan yang tidak ilmiah, biasanya digunakan dalam
filsafat dan ilmu-ilmu sosial yang positivistik. Segala pemikiran yang tidak
dapat dibuktikan secara logis-matematis atau empiris adalah suatu ideologi.
Segala masalah etis dan moral, asumsi-asumsi normatif, dan pemikiran-pemikiran
metafisis termasuk dalam wilayah ideologi[6].
Jadi Ideologi Nasionalisme jika
dilihat dari aspek historis, Hutchinson dan Smith mengatakan bahwa definisi
nasionalisme sendiri dari zaman klasik hingga modern setidaknya selalu memuat
tiga aspek, yaitu Autonomus, Unity, dan Identity. Autonomus atau otonomi mengacu kepada satu
prinsip atau logika pemikiran yang menjelaskan nasionalisme adalah satu
pemikiran yang menganggap bahwa nation adalah satu entitas komunitas
yang mampu berdiri sendiri secara utuh. Dan seperti dalam konteks perkembangan
sejarah, kemampuan biasa mengacu pada upaya setiap nation untuk
mendirikan satu self government.
Unity adalah unsur dalam pemikiran
nasionalisme yang menerangkan bahwa suatu nation adalah suatu komunitas
yang hidup dalam kesatuan sejarah atau nasib yang sama. Dimana dengan
keberadaanya, nasionalisme dapat mengikat setiap individu yang berbeda-beda
berdasarkan ras, etnis, maupun kelas-kelas ekonomi berada dalam sebuah
komunitas bernama nation. Dan ketiga Identity atau identitas
adalah satu unsur yang menyertakan nasionalisme sebagai sebuah paham pembeda
antara satu komunitas dengan komunitas lainnya. Dalam hal ini Nasionalisme
selalu memiliki muatan primordialis yang selalu menguatkan perbedaan antara “Us”
dan “Them”[7].
Nasionalisme cenderung menunjukkan diri
sebagai prinsip yang nyata dan terbukti dengan sendirinya, dapat dipahami oleh
semua manusia dan hanya dilanggar oleh ketidaktahuan. Ketika nasionalisme
ternyata masuk akal dan kekuatannya dari kondisi-kondisi yang sangat khusus
yang baru diperoleh saat ini, namun asing bagi umat manusia dan sejarah. Namun,
dalam masyarakat – masyarakat pasca-tradisional, kebutuhan manusia yang
universal akan identitas dan rasa-memiliki sering dipenuhi oleh afeksi yang
mendalam pada tanah air atau masyarakat ditunjukkan dengan mengutuk emosi bangsa,
kelompok asing, atau etnis lain dalam bangsa itu.
Emosi-emosi yang membangkitkan afeks
seperti itu terbukti sangat rentan untuk dieksploitasi untuk maksud-maksud
politik oligarki negara atau pemimpin suatu gerakan revolusi. Dalam kasus
tersebut, nasionalisme berlaku sebagai legitimasi kebencian yang ditujukan pada
orang asing (xenophobia) dan
diskriminasi atas dasar etnisitas (rasisme), keduanya terang-terangan menolak
univerlitas hak-hak asasi manusia dan membangkitkan “nasionalisme liberal”.
Nasionalisme ini mendukung kebijakan dalam atau luar negeri yang bisa
mengakibatkan penundukan, penindasan, atau bahkan upaya penghancuran bangsa
atau komunitas etnis yang dianggap sebagai orang asing dalam bentuk inilah,
nasionalisme merupakan salah satu musuh paling kuat bagi komunitas
internasional yang harmonis dan terciptanya masyarakat politik dan ekonomi
global yang berkelanjutan[8].
Nasionalisme sebuah ideologi politik
yang melibatkan identifikasi yang kuat dari sekelompok individu dengan entitas
politik. Hal ini biasanya keyakinan bahwa bangsa memiliki hak untuk bernegara
terdapat dalam gambar modernis bangsa, itu nasionalisme yang menciptakan
identitas nasional. Ada berbagai definisi untuk apa yang merupakan suatu
bangsa, Namun, yang mengarah ke untaian yang berbeda dari nasionalisme.
Nasionalisme bisa menjadi keyakinan
bahwa kewarganegaraan di negara harus dibatasi pada satu kelompok etnis, budaya
atau identitas, atau multinationality
bahwa dalam sebuah negara tunggal selalu harus terdiri dari hak untuk
mengekspresikan dan olahraga identitas nasional bahkan oleh minoritas. Hal ini dapat
mencakup kepercayaan bahwa negara adalah kepentingan utama, atau keyakinan
bahwa satu negara secara alami lebih unggul dari semua negara-negara lain. Hal
ini juga digunakan untuk menggambarkan sebuah gerakan untuk mendirikan atau
melindungi sebuah tanah air untuk sebuah kelompok etnis.
Sebaliknya, nasionalisme juga dapat
digambarkan sebagai identitas kolektif menuju masyarakat membayangkan yang
tidak alami dinyatakan dalam bahasa, ras atau agama melainkan sosial yang
dibangun oleh individu yang sangat yang milik sebuah bangsa tertentu. Kadang-kadang
reaksioner, menyerukan kembali ke masa lalu nasional, dan kadang-kadang untuk
pengusiran orang asing. Nasionalisme merupakan ideologi yang mempunyai suatu
kekuatan pengaruh untuk menggerakan.
Nasionalisme memiliki kekuatan untuk
memengaruhi dan menggerakkan rakyat dengan dilandasi rasa kecintaan dan rasa
bela negara terhadap tanah air dan bangsanya akan muncul apabila suatu bangsa
terusik atau terhina harga dirinya oleh bangsa lain. Ideologi nasionalisme
tidak memandang perbedaan agama. ras, suku, ataupun golongan yang ada di negara
tersebut. Ideologi nasionalisme lebih mementingkan rasa persatuan dan tekad
rela berkorban tanpa pamrih demi membela kepentingan bangsa dan negara[9].
Awal Kemunculan
Pemikiran Nasionalisme Dalam Pergerakan Nasional Indonesia
Bentuk lain dari nasionalisme yang
revolusioner, menyerukan pembentukan sebuah negara merdeka sebagai tanah air
untuk kelas bawah etnis.. Namun, individualisme liberal nasionalis stres
sebagai bagian penting dari identitas nasional mereka sendiri. Bendera nasional, lagu kebangsaan, dan simbol
lain dari identitas nasional sering dianggap suci, seolah-olah mereka agama
daripada simbol-simbol politik. Justru di mana dan kapan nasionalisme muncul
sulit untuk menentukan, namun perkembangannya terkait erat dengan negara modern
dan mendorong untuk kedaulatan populer yang muncul dengan Revolusi Prancis dan
Revolusi Amerika di akhir abad 18 dan mencapai puncaknya dengan revolusi
etnis/nasional Eropa.
Sejak saat itu, nasionalisme telah
menjadi salah satu yang paling signifikan politik dan kekuatan sosial dalam
sejarah, mungkin terutama sebagai pengaruh besar atau postulat Perang Dunia I
dan terutama Perang Dunia II. Fasisme adalah bentuk nasionalisme sipil otoriter
yang menekankan kesetiaan mutlak dan kepatuhan kepada negara, yang tujuannya
adalah untuk melayani kepentingan bangsanya sendiri[10]
Indonesia telah dijajah oleh bangsa
Barat sejak abad XVII, namun kesadaran nasional sebagai sebuah bangsa baru
muncul pada abad XX. Kesadaran itu muncul sebagai akibat dari sistem pendidikan
yang dikembangkan oleh pemerintah kolonial. Karena, melalui pendidikanlah
muncul kelompok terpelajar atau intelektual yang menjadi motor penggerak
nasionalisme Indonesia. Melalui tangan merekalah, perjuangan bangsa Indonesia
di dalam membebaskan diri dari belenggu kolonialisme dan imperialisme Barat terutama
Belanda memasuki babak/era baru.
Inilah yang kemudian dikenal dengan periode
pergerakan nasional. Perjuangan tidak lagi dilakukan dengan perlawanan
bersenjata tetapi dengan menggunakan organisasi modern dan strategi akal. Ide-ide
yang muncul pada masa pergerakan nasional terbatas pada para bangsawan terdidik
saja. Selain merekalah yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi juga
karena hanya kelompok bangsawanlah yang mampu mengikuti pola pikir pemerintah
kolonial.
Mereka menyadari bahwa pemerintah kolonial yang
memiliki organisasi yang rapi dan kuat tidak mungkin dihadapi dengan cara
tradisional sebagaimana perlawanan rakyat sebelumnya. Inilah letak arti penting
organisasi modern bagi perjuangan kebangsaan. Mengenai timbul atau munculnya
dan perkembangan nasionalisme Indonesia sebagai suatu bagian integral dari
spolitik, terutama apabila ditekankan pada konteks gerakan-gerakan nasionalisme
pada masa pergerakan nasional[11].
Nasionalisme bukan semata-mata proses integrasi pada
tahap awal, akan tetapi integrasi itu mencapai puncak tertinggi yaitu
terbentuknya nation Indonesia. Bukan
sesuatu yang berlebihan kalau integrasi politik dipakai pegangan dalam melihat proses terbentuknya bangsa Indonesia.
Bukankah nasionalis merupakan jiwanya nation
Indonesia yang merupakan geestelijke
kracht, selama bangsa Indonesia masih ada, jadi jiwa nasionalisme ini masih
melekat pada nation Indonesia dan
harus dipertahankan.
Dengan demikian apa yang dimaksud dengan
nasionalisme adalah expectation of basic drive. Apa yang menjadi basic drive ternyata berubah-rubah
sesuai dengan jiwa jamannya. Dorongan dasar untuk memperoleh sesuatu itu sangat
tergantung sosial politik yang ada, basic drive pra dan post proklamasi
tentu akan sangat berbeda, periode pra proklamasi basic drivenya menekankan political
integration sedangkan post proklamasi yang sesuai dengan tantangan baru
menekankan national welfare state[12].
Ada dua faktor yang mendorong segi-segi integrasi
dari nasionalisme Indonesia. Pertama faktor internal yang menunjukkan persamaan
perasaan karena tekanan-tekanan kolonial sehingga menciptakan perasaan
senang-tidak senang, setia-melawan, setuju- tidak setuju, dan lain sebagainya.
Beberapa contoh dari faktor internal yang mendorong nasionalisme di Indonesia
sebagai berikut :
-
Seluruh Nusantara telah menjadi kesatuan
politik, hukum, pemerintahan, dan berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda.
Ironisnya adalah eksploitasi Barat itu justru mampu menyatukan rakyat menjadi
senasib sependeritaan.
-
Munculnya kelompok intelektual sebagai
dampak sistem pendidikan Barat. Kelompok inilah yang mampu mempelajari beragam
konsep Barat untuk dijadikan ideologi dan dasar gerakan dalam melawan
kolonialisme Barat.
-
Beberapa tokoh pergerakan mampu
memanfaatkan kenangan kejayaan masa lalu (Sriwijaya dan Majapahit) untuk
dijadikan motivasi dalam bergerak dan meningkatkan rasa percaya diri rakyat di
dalam berjuang menghadapi kolonialisme Belanda.
Adapun yang kedua adalah faktor eksternal berupa faham-faham
nasionalisme yang membuahkan nasionalisme itu sendri. Beberapa contoh dari
faktor eksternal yang mendorong nasionalisme di Indonesia sebagai berikut :
-
Adanya All Indian National Congress
1885 dan Gandhiisme di India.
-
Adanya kemenangan Jepang atas Rusia
(1905), yang menyadarkan dan membangkitkan bangsa-bangsa Asia untuk melawan
bangsa-bangsa Barat.
-
Munculnya paham-paham baru di Eropa dan
Amerika yang masuk ke Indonesia, seperti: liberalisme, demokrasi, nasionalisme,
Sosialisme, Pan Islamisme dan Komunisme; yang kesemuanya mempercepat lahirnya
Nasionalisme Indonesia dan bercampur baur dengan faham lainnya.
Faktor-faktor eksternal maupun internal itu tidak
akan banyak berpengaruh jika sekiranya kaum intlektualis tidak muncul dalam
panggung organisasi politik dan organisasi pergerakan nasional. Sebagai elit
baru kaum intelektual ini tentu saja menghendaki masyarakat yang bebas dari
pengawasan kolonial, yang dengan sadar ingin mengubah kedudukan bangsanya. Jadi
yang ada pada para pemimpin itu adalah national souls yang mendasari
tindakan-tindakan mereka selanjutnya[13].
Merekalah yang mula-mula memiliki kesadaran adanya
diskriminasi kehidupan bangsa dan berusaha mencarikan jawabannya. Itulah latar
belakang munculnya nasionalisme Indonesia meskipun banyak mengadopsi nilai dan
pengertian dari luar, tetapi nasionalisme Indonesia tetap memiliki spesifikasi
tersendiri. Dalam periode awal, gerakan nasionalisme diwarnai dengan perjuangan
untuk memperbaiki situasi sosial dan budaya melalui pembentukan organisasi
seperti Budi Utomo, Sarekat Dagang Indonesia, Sarekat Islam, Indische Partij, PNI, PKI, Perhimpunan
Indonesia, Taman Siswa, INS Kayu Tanam, NU dan Muhammadiyah serta organisasi
kepemudaan, organisasi kepanduan, organisasi wanita dan organisasi keagamaan
lainnya selain NU dan Muhammadiyah.
Perkembangan
Pemikiran Nasionalisme Pada Masa Pergerakan Nasional Di Indonesia
Dalam perkembangannya
di masa pergerakan nasional banyak organisasi-organisasi bentukan golongan
Intelektual menggunakan berbagai macam Ideologi selain Nasionalisme. Seperti
ISDV (Indonesische Sociaal Democratische
Vereninging) yang berideologi Sosialisme merasuki jiwa Sarekat Islam
berusaha giat mendirikan serikat-serikat pekerja memperjuangkan “kemenangan
proletar” menuntut pemakaian cara-cara revolusioner pada Onderneming Belanda[14].
Tindakan ISDV tersebut menyatakan perlawanan kepada kapitalisme yang
menyengsarakan rakyat oleh Lyman Tower Sargent mengartikan “Semua ideologi
dapat mempengaruhi Individu secara emosional dan setiap ideologi mempunyai
simbol sakral yang menghasilkan reaksi dalam diri orang yang tidak percaya”[15].
Membicarakan lahirnya
nasionalisme di Indonesia tidak bisa lepas dari keadaan masyarakat sendiri yang
sangat memprihatinkan pada masa tanam paksa. Rakyat Indonesia sangat
terbelakang waktu itu, mereka hanya dipekerjakan untuk kepentingan kolonial.
Pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan tidak menjadi perhatian utama
pemerintah kolonial belanda. Situasi tersebut tetap berlangsung sampai Van
Deventer dalam majalah De Gids
menulis keprihatinannya terhadap rakyat Indonesia yang loyal kepada kolonial
namun tidak mendapat balasan yang setimpal.
Sesungguhnya
semangat untuk membebaskan diri dari penjajahan telah ada dalam jiwa-jiwa
rakyat Indonesia. Sayangnya pada masa itu belum ada wadah dan pergeraknya yang
teroganisir. Baru setelah masuk ke abad XX, politik etis berimplikasi positif
bagi bangsa Indonesia out put dari
pendidikan yang menjadi salah satu program dari politik etis sendiri
menghasilkan cara cendikiawan yang peduli akan nasib bangsanya. Mereka
mendirikan berbagai organisasi pergerakan, seperti Budi Utomo, Indische Partij, Sarekat Islam dan
gerakan emansipasi wanita dan organisasi lainnya.
Ada
3 macam pemikiran tentang nasionalisme di Indonesia yang terjadi pada masa sebelum
kemerdekaan yakni paham ke Islaman, Marxisme dan nasionalisme. Menurut seorang
pengamat nasionalisme George McTurman Kahin, bahwa Islam bukan hanya mata rantai
yang mengikat tali persatuan melainkan juga merupakan simbol persamaan nasib
menentang penjajahan asing dan penindasan yang berasal dari agama lain. Ikatan
universal Islam pada masa perjuangan pertama kali di Indonesia dalam aksi
kolektif di pelopori oleh gerakan politik yang dilakukan oleh Sarekat Islam
yang berdiri tahun 1912 pada awalnya bernama Sarikat Dagang Islam di bawah
kepemimpinan HOS Tjokroaminoto, H. Agus Salim dan Abdoel Moeis telah menjadi
organisasi politik pemula yang menjalankan program politik nasional dengan
mendapatkan dukungan dari semua lapisan masyarakat.
Budi Utomo adalah organisasi pergerakan
modern yang pertama di Indonesia dengan memiliki struktur organisasi pengurus
tetap, anggota, tujuan dan juga rencana kerja dengan aturan-aturan tertentu
yang telah ditetapkan. Budi Utomo didirikan oleh mahasiswa STOVIA dengan pelopor
pendiri Wahidin Sudirohusodo dan Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang bertujuan
untuk memajukan Bangsa Indonesia, meningkatkan martabat bangsa dan
membangkitkan Kesadaran Nasional melalui internalisasi ideologi nasionalisme[16].
Nasionalisme di Indonesia, seperti juga
di negara-negara Asia Tenggara lainnya, mempunyai basis historis pada masa
kolonialisme, maka sifat antikolonialisme menjadi bagaian utamanya. Oleh karena
itu, ada interdependensi antara nasionalisme dan kolonialisme dan juga adanya
pengaruh timbal balik, terutama antara nasionalisme yang sedang tumbuh dan
politik kolonial beserta ideologi kolonialnya. Plamenantz mengkategori nasionalisme menjadi dua yaitu : (1)
Nasionalisme barat : Nasionalisme di dalam masyarakat yang telah maju, sebagai
upaya mengatasi situasi yang tidak menguntungkan, dan (2) nasionalisme timur:
sebagai upaya mengatasi keterbelakangan dengan cara meniru barat, tetapi
memusuhi barat[17].
Bila kita mempelajari nasionalisme, akan
tampak jelaslah bahwa ada pertumbuhan konsep yang besar dan
pendekatan-pendekatannya bermacam-macam. Apa yang menarik perhatian kita dalam
hubungan ini ialah bahwa secara luas disetujui bahwa nasionalisme dalam
beberapa pengertian asal mula dan perkembangannya bersifat historis sehingga pergerakan
nasional menjadi inti akibat-akibatnnya bebeda-beda tergantung pada keadaan-keadaan
historis. Nasionalisme sebagai fenomena historis timbul sebagai jawaban
terhadap kondisi-kondisi historis, politik, ekonomi, dan sosial tertentu.
Penyelidikan tentang nasionalisme
sebagai sutatu fenomena yang serba kompleks memerlukan pula pendekatan yang
multidisipliner. Dengan demikian, akan terjadi jelas apek multidimensionalnya untuk
mengenal sifat sifat khas nasionalisme sudah barang tentu unsur-unsur
pembentukan perlu pula diselidiki. Meskipun sesungguhnya tetap terbagi ke dalam
beberapa golongan, namun tingkat fragmatisme yang kecil telah memperbesar
terjadinya peluang untuk konsolidasi nasional, alias bersatunya kekuatan
nasional dimasa pergerakan nasional[18].
Intinya organisasi-organisasi yang
dibentuk tersebut jatuh-bangunnya organisasi sampai dibuang sebagai tahanan
politik oleh Belanda melalui PID/ARD merupakan perwujudan nasionalisme
menginginkan negara merdeka. Memahami Nasionalisme pada pergerakan nasional tidak
terlepas dari penggunaan ideologi ini dalam pidato-pidato organisasi-organisasi
seperti SI, PNI, Perhimpunan Indonesia, dan PKI yang membangkitkan dan
menggerakan semangat anggota partai. Sehingga Nasionalisme selalu digunakan
untuk meningkatkan perjuangan menghadapi Belanda menginginkan kemandirian dalam
bidang politik terutama strategi menghadapi Belanda yang dimasa Gubernur
Jenderal De Jonge mengeluarkan kebijakan seperti Exorbitante Rechten, Toeziq
Ordonantie, dan Wilde Schoolen
Ordonantie dalam hal membatasi ruang gerak pemimpin nasionalis, para
golongan nasionalis sepakat membentuk Front Nasional menyiapkan Indonesia
berparlemen sebelum akhirnya Belanda membentuk Komisi Visman[19].
Dalam
konteks abad ke-20, ciri khas nasionalisme yang sesungguhnya adalah bahwa
negara-bangsa dianggap sebagai satuan politik yang sangat dibutuhkan bagi zaman
modern. Lebih lanjutnya, bahwa rasa identitas etnis dan nasional yang komunal
membantu menjamin kestabilan negara-bangsa yang ada saat sudah terbentuk dan
menjadi kriteria utama dalam memutuskan apakah klaim klaim bagi negara yang
otonom harus diakui oleh komunitas internasional. Namun ideologi liberalisme
yang konsisten menolak kedaulatan negara yang menjadi milik suatu bangsa
berdasarkan identitas etnis dengan menempatkannya dalam masyarakat sipil yang
terbentuk.
Jadi
setiap hak manusia sepenuhnya sesuai dengan hak hak kelompok etnis atau bangsa
lain yang tinggal dalam suatu negara, serta dengan warga negara negara-bangsa
lain memperlihatkan dasar kemanusiaan bersama. Nasionalisme harus berlaku sebagai
kekuatan yang diabadikan pada pembebasan masyarakat dan individu dari semua
bentuk tirani, bukan sekedar “rumah” bagi kebebasan bangsa daris serangan
bangsa asing, pendudukan atau penjajahan oleh negara lain, melainkan juga
pembebasan bangsa bangsa lain dari kejahatan yang sama. Nasionalisme harus
menyeimbangkan rasa identitas nasional dengan menghormati hak hak semua warga
negara apapun etnisitasnya, dan semua manusia apapun tanah airnya , terutama
tatkala modernitas merasionalisasi rasa ketertekanan sosial ekonomi[20].
Pemikiran
Nasionalisme Dijadikan Sebagai Titik Awal Rasa Kebangsaan dan Persatuan
Nasionalisme sebagai
identitas bangsa Indonesia memperoleh perjuangan untuk digunakan sebagai
promotor pergerakan nasional oleh golongan intelektual. Nasionalisme Indonesia
yang terjadi di masa pergerakan nasional tidak bersifat alamiah yang timbul
dari kesamaan etnis melainkan ditimbulkan dari aspek historis pembentukan
bangsa dan negara Indonesia[21]. Tetapi
Nasionalisme yang menggunakan pendekatan historis akan terlena dengan
membaranya semangat membela negara mengingat perjuangan pahlawan.
Struktur masyarakat
Indonesia memiliki perbedaan-perbedaan yang mencolok di dalam kehidupannya.
Masyarakat Indonesia yang majemuk tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam
kesatuan politik, ditandai tidak adanya kehendak bersama karena masing-masing
lebih merupakan kumpulan individu daripada kumpulan sebagai kesatuan organik
sehingga kehidupan sosial masyarakat Indonesia tidaklah utuh[22].
Justru itu kesadaran nasionalisme diperlukan pada tahun 1908-1942 yang
merupakan dalam membangun kesadaran nasionalisme tidak dapat membangunkan
kesadaran hanya dapat dibangunkan dan ditemukan dengan apabila bangsa itu tidak
dalam keadaan yang ada atau berada[23].
Hans Kohn menyebut
Nasionalisme sebagai Nationalism, Its
Meaning and History yang merupakan hasil dari nasionalisme kehidupan
sejarah suatu bangsa dan tidak pernah baku bahkan stagnan bahkan berkembang
didalam lubuk hati masyarakat. Jadi ada kelemahan yang kita miliki yang harus
disadari bersama-sama dan kita pelajari mengapa bangsa memperjuangkan
terbentuknya sebuah negara yang merdeka melalui jatuh bangunnya golongan
Intelektual pada organisasinya ditangkap pihak Belanda demi rasa kebangsaan dan
persatuan yang muncul dari Nasionalisme itu. Dengan segala kesadaran tanpa
perlu dipaksa memaknai Nasionalisme sebagai ujian telah lunturnya semangat
Nasionalisme setelah masa pergerakan nasional supaya tetap memegang teguh
nilai-nilai dan norma agar berdiri tegak sebagai bangsa dan negara yang
Berdikari.
Nasionalisme sebetulnya
bukanlah ideologi seperti yang dipahami oleh banyak orang yakni Liberalisme,
Kapitalisme, Sosialisme, Marxisme. Menurut Bernard Sausser Nasionalisme berbeda
dari Ideologi karena, Pertama,
nasionalisme tidak memiliki pandangan dunia yang umum dan sistematis
dibandingkan ideologi lainnya. Kedua,
nasionalisme tidak berhubungan dengan isu kritis mengenai hakikat manusia dalam
politik, Ketiga, pertanyaan mengenai
bentuk pemerintahan yang terbaik atau sistem ekonomi yang paling diharapkan
biasanya bukan merupakan bagian yang penting dalam pemikiran nasionalisme. Keempat,
diskursus terhadap ideologi lain mengenai keadilan sosial atau langkah
tepat bagi perubahan politik (politic
change) tidak menjadi sebuah doktrin utama bagi nasionalisme.
Ia melihat nasionalisme
dapat menggandeng ideologi lain demi mewujudkan kepentingan seperti yang
terjadi pada masa pergerakan nasional di Indonesia. Hal yang jelas jarang
sekali bahwa gerakan nasionalisme tidak memiliki sayap ideologi lain dalam
perjuangan mencapai sebuah negara[24].
Di masa pergerakan nasional banyaknya organisasi yang menggunakan ideologi
lainnya dan selalu tertangkap oleh intelejen Belanda disisi lainnya kaum
borjuis nasional terdesak oleh saudagar Tionghoa dan terror yang dilakukan
Belanda kepada organisasi-organisasi era 1908-1942[25].
Konsentrasi partai
politik/organisasi politik di era 1920-1930 memasuki perjuangan menuntut
Indonesia merdeka memperjuangkannya secara radikal sehingga pada tahun ini
organisasi-organisasi tidak bersifat kedaerahan yang dahulu di pelopori Budi
Utomo tetapi bergerak di bawah tanah dengan memakai media massa sebagai alat
untuk menanamkan nasionalisme. Pergantian gubernur Idenburg ke Graaf van Limburg
Stirum (1916-1921) menciptakan suasana yang mencekam dengan mendirikan PID (Politieke Inlichtingen Dienst) untuk
mendapatkan informasi-informasi dari organisasi pergerakan nasional. Walaupun
ia seorang liberalis dan memberi kesempatan organisasi pergerakan hidup terbuka
tetapi reaksi pemerintah kolonial Belanda mencari cara untuk menjaga situasi
dan keamanan Hindia Belanda yang pada waktu Perang Dunia I meletus hubungan
negara induk dengan Hindia Belanda terputus dalam pengambilan keputusan maka
tahun 1916 Limburg Stirum mendirikan PID mengatasi kekacauan dari organisasi
pergerakan nasional[26].
Selain itu
kesejahteraan rakyat Hindia Belanda yang merosot dan meningkatnya kelaparan
akibat krisis malaise akibat Perang
Dunia I. Semakin banyak organisasi-organisasi ke arah radikal dibarengi agitasi
ideologi sosialisme yang masuk ke arena perpolitikan pergerakan nasional
membuat arah perjuangan bergeser ke antikolonialisme dan antikapitalisme
sehingga rasa nasionalisme untuk bebas dari penjajah meningkat segera terus
diperjuangkan[27]. Bahkan Perhimpunan
Indonesia yang didirikan di negeri Belanda tahun 1908 awalnya merupakan
kumpulan sosial yang semata-mata hanya mensejahterakan anggotanya berubah
haluan dengan tujuan Indonesia Merdeka antara lain mewujudkan hal itu diadakan
hubungan dengan kongres Asociation pour
l’Etude des Civilisations Orientales di Paris[28].
Perjuangan yang tiada
henti, pemerintah kolonial Belanda melakukan strategi dengan membentuk jaringan
intelijen dari pusat ke kawedanaan. Selain PID yang nanti menjadi ARD (Agleemene Rechtche Dienst) dibentuk juga
Algeemene Politie berkehendak
mewujudkan gagasan-gagasan urusan keamanan sudah tugas negara membentuknya[29].
Organisasi pergerakan nasional semakin bergerak revolusioner mengajak
anggotanya untuk semangat berjiwa nasionalisme dan berpikir radikal terutamanya
PKI pada tahun 1926-1927 melakukan pemberontakan di Prambanan, Banyumas,
Pekalongan, Kedu, Kediri, Silungkang, Sawahlunto menggerakan perlawanan yang
menggerakan tani ataupun buruh.
Gerakan seperti itu
tidak ada wisselwerking dengan mudah
pemerintah dapat menggunakan tangan besinya ditambah dukungan golongan
nasionalis moderat untuk diberikan hukuman bersalah dipengadilan[30].
Rasa tidak puas dari radikal yang dilakukan PKI tahun 1926-1927 timbul krisis
kepemimpinan dan gerakan nasionalisme atas penangkapan-penangkapan[31].
Maka
PNI dan Perhimpunan Indonesia (PI) mensiasati perjuangan bangsa yang
berlandaskan semangat nasionalisme kepada tingkatan-tingkatan rakyat yang
dihubungkan erat dengan menuliskan ide di media massa.
Pemerintah menuduh
bahwa PI berkedok gerombolan komunis yang mendapat perintah dari Moskow maka PI
dengan keputusan pemerintah kolonial untuk segera dibubarkan karena pemerintah
tidak mempunyai pengertian gerakan nasionalisme yang burgerlijk-demokrasi dalam pembebasan kolonial Hindia Belanda[32].
Tidak berhenti disitu saja pemerintah juga membubarkan PNI yang berdiri tahun
1927 dipimpin Soekarno yang bersikap nonkooperatif selalu mengobarkan
nasionalisme dikalangan rakyat maupun anggotanya sehingga pemerintah melihat
membahayakan stabilitas negara. Ditangkaplah Soekarno atas tuduhan akan
menggerakkan massa untuk menciptakan kerusuhan, dimuka pengadilan Soekarno
mengadakan pledoi Indonesia Menggugat tetapi walau ia dibuang dari penjara ke
penjara prakarsanya tersebut agar organisasi-organisasi pergerakan nasional
disatukan pendapatnya mencapai tujuan Indonesia Merdeka terbentuk PPPKI
(Permufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia) sebagai wadah
aspirasi perjuangan bangsa Indonesia yang diwakili oleh golongan Intelektual
terinternalisasi semangat nasionalisme[33].
Dalam upaya menekan
gerakan-gerakan dari organisasi pergerakan nasional Pemerintah Belanda
meluaskan “imunitas” Gubernur Jenderal seperti melakukan tindakan istimewa
seperti externering, internering, dan verbanning. Yang paling membahayakan dari perluasan keistimewaan
dalam bertindak yaitu Exorbitante Rechten
diibaratkan golok yang dipersiapkan untuk ditusukkan kepada orang yang
sewaktu-waktu dianggap musuh bagi pemerintah[34]. Langkah
pemimpin nasionalis tidak berhenti disitu walaupun pemerintah Hindia Belanda
bekerjasama dengan Jaksa Agung dan ARD beserta struktur organisasi intelijen
mengawasi aksi propaganda lewat media massa yang berfaham komunisme dan
nasionalisme[35]dengan membentuk GAPI setelah
PPPKI gagal menyatukan pendapat antara pihak sosialis-komunis, nasionalis dan
Islam, Namun kebanyakan anggota Volksraad
adalah orang Belanda dan sedikit dari Indonesia cenderung bercorak Ambtenaran[36]
hal tersebut menjadi cikal bakal rasa persatuan untuk memikirkan strategi
terhadap nasib bangsa Indonesia dikemudian hari
Wawasan kebangsaan yang
dijiwai sistem filsafat dan ideologi nasionalisme akan lebih tegar menghadapi
berbagai tantangan zaman, karena integritas
Nasionalisme sebagai asas munculnya rasa kebangsaan dan persatuan bagi Indonesia.
Kesetiaan dan kebanggaan nasional atas nilai fundamental hakikat Nasionalisme,
dengan sadar dan kebanggaan nasional semua komponen bangsa, bahkan semua
warganegara menegakkan dan membudayakan asas budaya dan moral[37].
Dari Nasionalisme tersebut melahirkan sebuah rasa kebangsaan dan persatuan yang
nantinya ketika perjuangan Indonesia setelah tahun 1942 saat Jepang menguasai
Indonesia merumuskan dasar-dasar negara Indonesia yang fundamentalis dari hasil
rapat BPUPKI bernama Pancasila sekaligus sebagai pandangan hidup (Weltanschauung),
jiwa bangsa, jati diri bangsa (Volksgeist) dan integritas martabat nasional; terpancar dalam karakter kepribadian Sumber
Daya Manusia yang berjiwa Pancasila[38].
Maka
tak heran jika sebuah bangsa atau rakyat diberikan sebuah hak self
determination, secara otomatis mereka seharusnya dapat menentukan sendiri
keberadaan negaranya, menentukan sendiri bentuk nation state nya. Konsep
maupun definisi nasionalisme anti kolonial ini adalah sumber bagi banyak studi
nasionalisme bagi belahan dunia yang mengalami masa-masa kolonialisme hingga
pertengahan abad XX. Hosbawn menyebutkan bahwa ada
beberapa faktor yang melekat dalam paham nasionalisme yang sangat memungkinkan
untuk menjadikannya bertolak belakang dengan keinginan masyarakat luas dimasa
pergerakan nasional faktor-faktor yang dijelaskannya adalah sebagai berikut:
Pertama, pemaknaan nasionalisme dalam
sebuah nation state seringkali hanya
dilakukan oleh kelompok-kelompok elit tanpa mengikutsertakan kelompok-kelompok
bangsa yang lain sehingga menyebabkan nasionalisme sering dipergunakan sebagai
alat propaganda-propaganda politik penguasa demi kepentingannya. Kedua,
karena nasionalisme bukan merupakan paham atau ide yang memiliki landasan
kriteria-kriteria objektif, maka tidak ada pula batasan-batasan objektif yang
termuat didalamnya. Semuanya mengandung unsur subjektivitas sehingga banyak
negara yang belum mampu mendesainnya sedemikian baik dalam sebuah sistem
negara.
Ketiga, sebagai sebuah bagian dari proses dialektika sejarah,
nasionalisme sangat bergantung kepada proses-proses politik, ekonomi, dan
budaya yang terdapat dalam sebuah kurun waktu, sehingga rentan untuk berubah. Pergerakan nasional di
Indonesia dalam arti umum dapat dianggap sebagai suatu regenerasi pergerakan
bukanlah pergerakan yang hanya terbatas pada bidang politik tetapi melitputi
juga bidang ekonomi, sosial, dan kultural. Sifat universal dari fenomena ini
menyebabkan pergerakan itu mempunyai aspek multidimensional karena mengalami
regenerasi tadi, maka para partisipan menjadi sadar akan segala sesuatu, baik
yang lama maupun yang modern semunya didorong ke arah kemajuan dan terlibat
pada semua kegiatan secara aktif[39].
Pergerakan nasional sebagai bentuk
revivalisme dalam hubungan-hubungan masyarakat kolonial sudah barang tentu
mengalami politikalisasi, dan bahkan sejak taraf pertamanya pergerakan itu
sudah jelas menunjukan orientasi politik umum. Sejak itu disadari bahwa
kekuasaan politik diperlukan untuk memaksa pemerintah kolonial membuat
kebijakan bagi kesejahteraan rakyat. Dengan perkataan lain dapat dinyatakan
bahwa organisasi-organisasi pergerakan nasional menghendaki turut ambil bagian
dalam mengatur penghidupan rakyat dan memperbaiki nasibnya.
Di sisi lain dengan berdirinya Volksraad maka keinginan-keinginan
politik dapat disalurkan dengan resmi kepada pemerintah kolonial. Pengalaman
pengalaman di dalan Volksraad
menimbulkan keyakinan bahwa melalui kooperatif usaha usaha rakyat tidak akan
terlindungi. Sehingga golongan nasionalis menganggap sangat perlu menyusun
kekuatan rakyat untuk mengambil alih kekuasaan politik dalam sebuah formulasi
tujuan politik ini makin lama juga makin terperinci[40].
Nasionalisme bangsa Indonesia dalam
perjuangan melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan Kerajaan Belanda selama 350
tahun merupakan titik jiwa yang menyatukan suku bangsa yang berbeda budayanya.
Memang dalam aspek sejarahnya Nasionalisme lahir sebagai alat menuju tujuan
Indonesia Merdeka atas kritik terhadap sistem pemerintahan yang melahirkan
golongan terpelajar dalam struktur sosial masyarakat Hindia Belanda. Tetapi
dengan terciptanya aristokrat baru kehilangan identitas sebagai bangsa terjajah
karena status sosial yang baru.
Mereka kehilangan kooptasi dengan
Belanda meskipun telah menikmati pendidikan Barat ke dalam sistem birokrasi
pemerintah Hindia Belanda. Maka sebagai golongan Intelektual sadar sebagai
bangsa yang terjajah dengan masuknya ideologi nasionalisme di dalam dirinya
untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kebangsaan antarwarga negara Hindia
Belanda. Tidak heran kalau dr. Sutomo keluar BU pentingnya perjuangan sebagai
bangsa yang bebas cengkraman Belanda dalam menggunakan ideologi nasionalisme
berhadapan dengan nasionalisme yang cukup puas pada kultur identitas yang sama
(dalam hal ini sesama Jawa)[41].
Dengan demikian, semangat nasionalisme
yang memicu lahirnya pergerakan nasional merupakan sumbangan golongan cendikiawan
dan para priyayi pribumi yang setiap kali dipindahtugaskan kedaerah lain yang
ada di Hindia Belanda membuka ideologi Nasionalisme terinternalisasi secara
kuat sebagai jiwa perjuangan. Disamping itu terbuka wawasan mengenai keadaan
yang sebenarnya di tanah jajahan pada daerah lain yang sebelumnya tidak pernah
melihatnya akibatnya timbul ikatan batin dengan daerah lain tentu saja juga
tercipta perasaan senasib dan sepenanggungan sebagai bangsa yang dijajah[42].
Pada abad ke 20 di Indonesia termasuk bangsa Asia dan Afrika telah menjadi
salah satu cara dimana kemanusiaan dikelola atas dasar rasa persatuan dan
benih-benih nasionalisme yang telah tertanam dari dirinya.
Dengan demikian ideologi Nasionalisme
yang tidak berbudaya terus berlangsung sering kali tragis memperjuangkan rasa
keadilan mempunyai cengkraman dengan derajat intensitas yang berbeda. Pada daya
kreatif manusia yang peduli pada kemanusiaan merupakan titik awal rasa
kebangsaan yang lama-kelamaan menjadi rasa persatuan muncul dikalangan suku bangsa
yang berbeda budayanya[43].
Konsekuensinya adalah nasionalisme dari pesona nasionalistik sedemikian
berbahayanya menjadi Chauvinisme yang oleh J.S. Mill mengkritik nasionalisme
sebagai sikap antipati tolol terhadap orang asing dan acuh tak acuh terhadap
kesejahteraan menunjukkan kalau nasionalisme sebagian cara problematika yang
mengkonfrontasi selama beberapa millenium hanya mengubah lebih sedikit daripada
yang mungkin dipikirkan seseorang[44].
Pandangan Mill dikritik karena
Nasionalisme merupakan ideologi yang melahirkan suatu bangsa atas dasar
persamaan nasib dan memunculkan persatuan yang erat[45].
Corak kebangsaan dan nasionalisme ditentukan oleh kondisi yang menempatkan
nasionalisme pada konsep-konsep bangsa, negara, dan nasionalisme secara
posteriori. Dalam perjalanan bangsa Indonesia saat para pemimpin bangsa memperjuangkan
dasar negara pada era pergerakan nasional tidak bisa dihindari ada
distorsi-distorsi yang mengubah sosok maupun muatan nasionalisme itu sendiri[46].
Itulah kenapa bangsa Indonesia dalam proses
mempersatukan suku bangsa yang berbeda-beda karakternya mempergunakan ideologi
nasionalisme sebagai pemersatu. Pierre L. Berghe mengklarifikasikan masyarakat
Indonesia yang majemuk yakni: Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok
yang memiliki subkebudayaan berbeda, memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi
ke dalam lembaga yang bersifat nonkomplementer dan integrasi sosial tumbuh atas
dasar paksaan[47].
Untuk memperkuat multikullturalisme diatas primordialisme dan etnosentrisme
maka dibutuhkan ideologi nasionalisme sebagai titik awal rasa kebangsaan dan
persatuan sebab Nasionalisme Indonesia di masa pergerakan nasional adalah
kontruksi bangunan yang dibangun dari pondasi dan dipeliharanya posteriori[48].
Kesimpulan
Ideologi
Nasionalisme berawal dari negara Eropa saat kekuatan borjuis menguat untuk
mempertahankan feodalisme hal ini tertampak pada arah demokratisasi di Prancis.
Prancis yang dipimpin Louis XVI tidak mampu menjalankan negara sebagaimana
mestinya mengutamakan nilai kemanusiaan dan keadilan. Tidak bisa dihindari
Revolusi Prancis tahun 1789 membawa perubahan total pada sistem feodalisme di
Eropa menjunjung tinggi demokrasi yang dilandasi semangat nasionalisme.
Ternyata
ideologi nasionalisme ini terbawa ke Indonesia yang era 1908-1942 merupakan
masa pergerakan nasional yang mulai terbentuk strategi yang terorganisir
mengingat perjuangan para pahlawan tidak berhasil. Nasionalisme mulai diserap
kalangan stratifikasi sosial yang baru dengan terbentuknya golongan cendikiawan
dari hasil politik etis mendapat pengenyaman pendidikan ala Barat. Alhasil dari
terdidiknya pendidikan Barat dengan mempelajari buku-buku dari Eropa faham
nasionalisme bercampur dengan faham lainnya untuk dipadupadankan menjadi sebuah
identitas antar golongan Intelektual dalam membentuk organisasi pergerakan
nasional
Para Cendikiawan melakukan terobosan
untuk memperjuangkan nasib bangsa Indonesia bebas dari cengkraman Belanda.
Mereka berjuang di organisasi dengan pemikiran-pemikiran yang dapat
membangkitkan semangat Nasionalisme. Perjuangan mereka di organisasi pergerakan
nasional mengalami jatuh bangun tertangkap oleh intelijen dan satuan
organisasinya ke penjara sampai mereka sepakat membentuk GAPI menampung
aspirasi dari berbagai ideologi selain nasionalisme menuntut Indonesia
Berparlemen hasilnya adalah semangat nasionalisme masih tertinggal di hati para
pemimpin pergerakan dan penduduk pribumi sebab Nasionalisme Indonesia di masa
pergerakan nasional adalah kontruksi bangunan yang dibangun dari pondasi dan
dipeliharanya posteriori.
Daftar
Rujukan
Abdullah,
Taufik. 2001. Nasionalisme dan Sejarah.
Bandung: Satya Historika.
Akbar,
Allan.2013. Memata-matai Kaum Pergerakan:
Dinas Intelijen Politik Hindia Belanda 1916-1934. Pengantar: Harry A.
Poeze. Tangerang Selatan: Marjin Kiri.
Asshiddiqie,
Jimly. t.t. Ideologi, Pancasila dan
Konstitusi. Disajikan pada Makalah Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta:
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, (Online), (Doc), (http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&ved=0CFcQFjAJ&url=http%3A%2F%2Fwww.jimly.com%2Fmakalah%2Fnamafile%2F3%2Fideologi__pancasila__dan_konstitusi.doc&ei=f28RU86zO8P-rAfuioDYBA&usg=AFQjCNHcGFwJEEFDqREJ3IDl-yCQewl7YQ&bvm=bv.62286460,d.bmk), diakses tanggal 29 Februari 2014.
Bandoro, Loviandi Agung S. &
Jehian Ginting. 2012. Nasionalisme
Dan Resolusi Konflik Etnis: Partai
Politik Dan Nasionalisme. Depok: Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Bellany,
Richard. 2004. Ideologi Politik
Kontemporer. Yogyakarta: Jendela.
Dekker, Nyoman. 1997. Sejarah Pergerakan dan Revolusi Nasional.
Malang: IKIP Malang Press.
Eatwell, Roger & Anthony
Wright. 2004. Ideologi Politik Kontemporer.Yogyakarta: Jendela.
Jena,
Jeremius. 2005. Menimbang Nasionalisme Indonesia. Character Building Journal, Vol.2 No.2, Desember 2005: 104-117.
Grosby, Steven. 2011. Sejarah Nasionalisme: Asal Usul Bangsa dan
Tanah Air. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nasikun.2013. Sistem Sosial Indonesia. Yogyakarta:
Ombak.
Nagazumi, Akira. 1986. Bangkitnya Nasionalisme Indonesia: Budi
Utomo 1908-1918. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.
Plamenantz.1996.Nationalism: The Nature and Evolution of an
Idea. Dalam M Rusli Karim.1996. Arti dan Keberadaan
Nasionalisme.Jakarta: CSIS
Rutgers, Sebald Justin. 2012. Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia.
Yogyakarta: Ombak.
Santosa, Ayi
Budi & Encep Supriatna. 2008. Buku Ajar Sejarah Pergerakan Nasional
(Dari Budi Utomo 1908 Hingga Proklamasi Kemerdekaan 1945).Bandung: Jurusan Pendidikan Sejarah,
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia,
(Online), (PDF), (http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/197601052005011-ENCEP_SUPRIATNA/BUKU_AJAR_SPNI.pdf), diakses pada
tanggal 20 Februari 2014.
Syam, Mohammad
Noor. 2010. Filsafat Pancasila Sebagai
Ideologi Nasional Terjabar Dalam UUD Proklamasi 45 (Dinamika Pembudayaannya
Dalam Tantangan Abad Postmodernisme). Makalah disajikan dalam Pemantapan Wawasan
Kebangsaan bagi Generasi Muda dan Mahasiswa diselenggarakan Bakesbangpol Provinsi
Jatim Bekerjasama dengan Laboratorium Pancasila Universitas Negeri Malang
tanggal 9 November 2010 di Hotel Universitas Brawijaya, Malang.
Meiyantika Kustiana, Mohammad Aulia Rachman, Zofrano
Ibrahimsyah Magribi Sultani, Olga Gusfi Putri
merupakan Mahasiswa
Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang
Angkatan 2012 dalam memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah IPTEKS di semester 4 membuat
artikel untuk menerima persyaratan sebagai salah satu tugas terstruktur
kelompok sebagai salah satu bagian dari proses penilaian yang di akhir semester
berupa Nilai Akhir.
[2] Grosby.2011: 35-38
[3] Bandoro.2012: 4
[4] Bellany.2004: 209
[5] Jena.2005: 106
[6] Asshiddiqie.t.t.: 1
[7] Bandoro.2012: 7
[8] Bellany.2004: 210
[9] Bellany.2004: 211
[10] Bellany.2004: 212
[11] Santosa.2008: 3
[12] Santosa.2008: 4
[13] Santosa.2008: 4
[14] Rutgers.2012:
[15] Jena.2005: 105
[16] Nagazumi.1986.
[17]
Plamenantz.1996: 97
[18] Bandoro.2012: 9
[19] Dekker. 1997: 72, 76
[20] Eatwell.2004: 209
[21] Jena.2005: 108
[22] Nasikun.2013: 33-34
[23] Santosa.2008: 5
[24] Jena.2005: 107
[25] Rutgers.2012: 45
[26] Akbar.2013: 22, 25-26
[27] Akbar.2013: 23.
[28] Dekker. 1997: 37-39
[29] Akbar.2013: 45-46.
[30] Rutgers.2012: 37, 39
[31] Rutgers.2012: 34
[32] Rutgers.2012: 45-46
[33] Dekker.1997: 42-43
[34] Akbar.2013: 52
[35] Akbar.2013: 62
[36] Rutgers.2012: 87, Ambtenaran
adalah kondisi DPR yang masih tergantung pada pemerintah bukan kebebasan
mengeluarkan pendapat merumuskan kebijakan bagi pemerintah Hindia Belanda
[37] Syam.2010: 2
[38] Syam.2010: 2
[39] Bandoro.2012: 10
[40] Bandoro.2012: 10-11
[41] Abdullah.2001: 24-34
[42] Jena.2005: 110.
[43] Grosby.2011: 155
[44] Grosby.2011: 156
[45] Jena.2005: 109
[46] Santosa.2008: 7
[47] Nasikun.2013: 38-39
[48] Santosa.2008: 9
Kok belum dimulai diskusinya? mohoh menyertakan nama lengkap anda
BalasHapuszainul hasan/pendidikan sejarah A/2012.
BalasHapusYang ingin saya tanyakan terkait dengan Nasionalisme yang seperti apa yang ada di Indonesia? Anda sempat menyatakan bahwa "Ada 3 macam pemikiran tentang nasionalisme di Indonesia yang terjadi pada masa sebelum kemerdekaan yakni paham ke Islaman, Marxisme dan nasionalisme?"
Selain itu, anda juga menyatakan bahwa nasionalisme sebenarnya bukanlah sebuah ideologi, tetapi mengapa di awal artikel anda menjelaskan nasionalisme sebagai sebuah ideologi. Terima kasih.
terima kasih untuk pertanyaan dari Zainul Hasan, untuk jawaban dari pertanyaan Anda akan dijawab oleh penulis, kami persilahkan.
Hapusya sebenarnya nasionalisme tidak bergerak sendiri di organisasi pergerakan nasional tetapi menggunakan ideologi lain sebagai karakter yang khas untuk membedakan organisasi lainnya, sehingga tiap organisasi pergerakan memiliki perjuangan yang memadupadankan ideologi Islam, Marxisme dan Nasionalisme...dengan begitu dapat memperjuangkan terbentuknya sebuah negara yang merdeka....
HapusZOFRANO IMS/120731435976/A/PSEJ 2012
HapusNasionalisme sebagai ideologi berdasarkan pertimbangan karena ideologi ini dapat membentuk berupa cinta tanah air atau patriotism dan juga sebaeai identitas sebuah bangsa....
sedangkan Bernard Sausser ia melihat Nasionalisme bukan Ideologi sebab perkembangan gerakan kebangsaan di Asia Afrika menggunakan ideologi lain yang memadupadankan nasionalisme untuk menggerakkan rakyat melawan penjajah disamping itu pula nasionalisme bukanlah doktrin karena nasionalisme itu tumbuh dari berbagai faktor dan itu meledak ketika keinginan untuk lepas dari penjajah melalui proses perjuangan baik konfrontasi maupun melalui organisasi
terima kasih atas jawaban yang anda berikan.
HapusSigit Rahmanto/120731435994/OFF A/Pend Sejarah/FIS/UM
BalasHapussaya mau mengkritik sekaligus bertanya..
anda menjelaskan Nasionalisme.. yang mau saya tanyakan pernyataan anda menegenai Pergerakan Nasional dan Pergerakan Nasionalis seperti yang ada dibawah ini
" gerakan nasionalisme diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi sosial dan budaya melalui pembentukan organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Dagang Indonesia, Sarekat Islam, Indische Partij, PNI, PKI, Perhimpunan Indonesia, Taman Siswa, INS Kayu Tanam, NU dan Muhammadiyah serta organisasi kepemudaan, organisasi kepanduan, organisasi wanita dan organisasi keagamaan lainnya selain NU dan Muhammadiyah."
tolong dibahami lagi antara Pergerakan Nasional dan Gerakan Nasionalisme.. karena kalau Pergerakan Nasional itu menurut saya gerakan yang terjadi secara meluas di Nusantara dan didalam Pergerakan Nasional Indonesia terdapat gerakan-gerakan kaum kaum Nasionalisme (PNI), Sosialisme dan Komunisme (ISDV,PKI) serta gerakan keagamaan (NU, Muhammadyah)..
pertanyaan saya: Apakah menurut anda semua organisasi pergerakan itu merupakan organisasi yang beridiologi Nasionalisme?? apakah organisasi yang menginginkan kemerdekaan suatu bangsa dari penjajah adalah organisasi yang beridiologi Nasionalisme?
ya, berideologi nasionalisme sebab membangkitkan semangat menentang penjajah dan memliliki landasan nasionalisme akan tetapi organisasi masa pergerakan nasionalisme itu memadupadankan ideologi lain selain nasionalisme dalam pergerakannya...
Hapusya, karena organisasi masa pergerakan nasional menggunakan nasionalisme untuk membangkitkan semangat rasa senasib dan sepenanggungan sehingga timbul rasa persatuan sebagai bangsa Indonesia bukan bangsa Jawa, Batak dsb
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusZOFRANO IMS/120731435976/A/ PSEJ 2012
Hapusitu gerakan nasionalisme git karena apa glongan intelektual telah sadar dan terbuka matanya untuk segera menentukan nasibnya dengan mendirikan organisasi pergerakan nasionalisme, dan nasionalisme telah terjiwai oleh golongan intelektual sehingga rasa persatuan dan kebangsaan itu lama-lama menjadi kuat
zainul hasan/pendidikan sejarah A/2012.
Hapussaya sedikit berpendapat bahwa tidak semua organisasi masa pergerakan nasional berlandaskan akan Nasionalisme. mengingat adanya sosialis-komunis (ISDV, PKI), Islam seperti adanya Nu dan Muhammadiyah. berpijak pada jawaban anda dan tulisan anda yang menjelaskan bahwa Nasionalisme merupakan bentuk yang ada bukan berdiri sendiri, melainkan ada penggabungan. jadi, marxis bukanlah nasionalis atau islam bukanlah naionalis.
Sigit Rahmanto/120731435994/OFF A/Pend Sejarah/FIS/UM
Hapusuntuk Zofrano dan kelompok pertama.. tolong bedakan konsep Pergerakan Nasional bila dibandingkan gerakan nasionalisme dan gerakan kaum nasionalis karena itu ngak sama kalau menurut saya..
menurut kelompok anda bagaimana apakah sama ??
Ridwan Tri Admaja/120731435999/A/2012
BalasHapussaya ingin bertanya apakah pentingnya nasionalisme bagi keberlangsungan dan keberadaan suatu bangsa.
dan apakah jika suatu bangsa bukanlah negara jajahan apakah contoh nasionalisme yang nyata..???
Febrina wahyuning tyas/120731435980/2012
HapusNasionalisme sangat penting bagi keberlangsungan dan keberadaan suatu bangsa sebab, jika rasa nasionalisme tidak ada dalam diri setiap individu pada bangsa tersebut maka, bangsa itu akan hancur, karena setiap individu akan merusak moral dari bangsanya sendiri sehingga membuat bangsanya tidak akan ada kemajuan dalam berbagai bidang, yang ada melainkan kehancuran yang akan terjadi pada bangsa tersebut.
RICO ANGGI PRANATA 120731435993
HapusSekedar tambahan.... pentingnya nasionalisme bagi bangsa adalah untuk dapat melangsungkan kehidupan yang harmonis yang jauh dari kata konflik. selain itu nasionalisme dapat memupuk rasa cinta akan negara sutau bangsa. apabila nasionalisme pada suatu bangsa telah memudar maka konflik akan bermunculan....
apakah di indonesia sendiri rasa nasionalisme itu benar benar ada
HapusVinny Dhenada Kautsar/120731435985/OFF A/2012
BalasHapussaya mau bertanya, dalam artikel Anda terdapat pernyataan tentang "sentimen yang diangkat oleh perasaan.....". yang dimaksud sentimen di sini itu seperti apa? lalu apa hubungannya dengan nasinalisme? terima kasih
Balas
ZOFRANO IMS/120731435976/A/PSEJ 2012
Hapussentimen anti penjajah vin sebab ketika penderitaan semakin hebat nasionalisme itu muncul, kemudian golongan intelektual yang membentuk organisasi pergerakan disitu menginternalisasi nasionalisme melalui surat kabar dan mengajak rakyat untuk masuk ke organisasi walaupun pada akhirnya jatuh bangun tertangkap dan dibubarkan TERUS MELAKUKAN gerakan untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang utuh dan terbentuk rasa persatuan dan kebangsaan sebagai bangsa INDONESIA
oke vano,,terima kasih jawabannya.
HapusAHMAD ROZIQIN OFF A 2012
BalasHapusBagaimana cara menghidupkan dam mempertahankan rasa nasionalisme ddi era modern dan global ini yang kita tahu banyak orang lupa itu?
dan kita tahu bahwa kita dulu SD,SMP,SMA setiap hari senin melakukan upacara hari senin untuk memupuk rasa nasionalisme tetapi skrang dewasa kita tidak. Apakah semua itu telah memudar dan apakah budaya yang baik itu harus hilang seiring dewasanta orang. walaupun bisa kita aplikasikan dengan cara lian untuk memupuk rasa nasionalisme itu.
balas
Febrina Wahyuning Tyas/120731435980/2012
HapusSaya menanggapi pertanyaan dari Ahmad roziqin cara mempertahankan rasa nasionalisme di era modern ini yaitu kita sebagai generasi muda hendaknya Menghargai perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan bangsa ini, bisa dilakukan dengan beberapa perbuatan misalkan membaca, menonton, mengunjungi hal-hal yang berkaitan tentang sejarah bangsa ini lahir. Hal ini bertujuan untuk membangkitkan jiwa nasionalisme yang sudah ada dari masing-masing individu, selain itu kita juga dapat berprestasi di berbagai bidang demi kemajuan bangsa kita ini .
saya sedikit menambahkan ya mas, cara menumbuhkan rasa nasionalisme pada masyarakat indonesia menurut saya yakni dengan menanamkan rasa kebanggaan terhadap tanah Air Indonesia yang merupakan tempat mereka dilahirkan,jika diajarkan sejak masih kecil,kemungkinan besar saat dewasa mereka akan menyadari akan pentingnya mencintai tanah air mereka sendiri. lalu melakukan pemfilteran terhadap pengaruh-pengaruh dari kebudayaan barat yang dirasa tidak sesuai dengan kepribadian bangsa indonesia dengan memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk. serta jika perlu diadakannya seminar-seminar ataupun pameran-pameran dengan tema perjuangan atau yang lain sebagainya yang berhubungan dengan cara menumbuhkan rasa nasionalisme yang dikemas dengan konsep yang modern, sehingga dapat menarik perhatian masyarakat agar lebih peduli lagi terhadap tanah airnya.
Hapusuntuk tidak adanya upacara saat orang mulai dewasa saya belum menemukan jawabannya,mungkin dari teman-teman nanti ada yang mau menambahkan.
terimakasih :-)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus"pemerintah kolonial Belanda melakukan strategi dengan membentuk jaringan intelijen dari pusat ke kawedanaan."
BalasHapusyang saya tanyakan,apakah tujuan dari pembentukan jaringan intelijen tersebut sesuai rencana?lalu seberapa besarkah pengaruhnya ?(sertakan contoh di kawedanaan mana)
terimakasih
putut nugraha wijaya off a 2012
sebelumnya PID/ARD dibentuk pemerintah kolonial Belanda sudah berencana membentuknya tahun 1914 dengan nama Kantoor Inlichtingen karena organisasi pergerakan nasional mulai berubah ke radikal movement seperti IP, PI, ISDV-PKI, PNI maka pemerintah mulai membentuk intelijen yang selama berdirinya Hindia Belanda belum ada hanya menggunakan KNIL. Tujuan berdirinya PID/ARD itu sendiri adalah 1.mengamati dan mengawasi ancaman dari luar negeri dan aktivitas revolusioner dalam negeri 2.mengumpulkan informasi tentang pergerakan nasional di Hindia Belanda sebagai dasar pengambilan tindakan keputusan represif Belanda seperti Exorbitante Rechten, 3.Peristiwa Agresi Jepang ke Cina dan koloni Jerman di lautan pasifik, ingat Jepang sudah ada di Hindia Belanda sebelum Perjanjian Kalijati 1942 dan itu membahayakan bila orang Jepang masuk ke Hindia Belanda, 4. Mencegah instabilitas keamanan yang dapat mengganggu ekonomi, sosial dan budaya negara Hindia Belanda 5.Kejahatan dan keresahan sosial muncul diberbagai wilayah karena nasionalisme telah terinternalisasi dalam jiwa masy.untuk bangkit melawan penjajah, 6.Menundukkan pergerakan nasional yang radikal ke arah sifat kooperatif dengan Belanda didalam Volksraad. dan itu sudah sesuai rencana pada masa Limburg Stirum dengan cepat membentuknya hingga ke kewedanaan dibawah Jaksa Agung....mengingat PKI melakukan pemberontakan diberbagai wilayah dan rencana membentuk Intelijen harus segera dilaksanakan dan dieksekusi.. Sangat besar putut, dengan bukti ketika PNI mengadakan kongres disitu terdapat intelijen yang menyamar dan dapat mengontrol kongres tanpa perlu membangkitkan nasionalisme apalagi bentrok dan itu sudah diingatkan oleh Gubjend kepada Soekarno "jangan sampai Anda pidato dengan bergelora".. walaupun begitu para tokoh nasionalis dapat mengalihkan intelijen..untuk contoh kawedanaannya tidak tahu..karena sumber yang menyatakan hanya Semarang, Batavia, Surabaya dan Bandung tetapi dari situ struktur intelijen membawahi daerah-daerah yang dibawahnya dan sampai kawedanaan
HapusPertanyaan yang kritis dan baik...sipp udah terserap sejarah kritis dan menjadi mahasiswa yang kritis bukan siswa SMA yang manut dari omongan gurunya...
Hapusjadi dapat dikatakan juga adanya pemberontakan yang dilakukan oleh PKI tersebut juga merupakan salah satu alasan segera dibentuknya jaringan intelijen itu ya ma.
Hapusiya mas,terimakasih atas jawabannya
iah that's right bro...emang PKI lah menjadi alasan utama pembentukan lembaga intelijen dan jaringannya.... dan itu ditakuti oleh Pemerintah Hindia Belanda yang terutama ideologi Marxisme/Komunisme sebab dinegara Belanda sendiri sudah ada Partai Komunis Belanda....dan Belanda tidak mau komunis ini menyebar ke Hindia Belanda dengan propaganda yang menarik buruh dan tani, sehingga bila dibiarkan negara Hindia Belanda bisa colaps/K.O.
HapusZOFRANO IMS/A/120731435976/PSEJ 2012
HapusIngat nanti ketika PPL dan kamu jadi guru tut, komunisme ditakuti karena gerakan revolusionernya yang membara-bara dan berbahaya bagi suatu negara yang mengedepankan asas nilai kemanusiaan dan demokrasi yang berkeadilan
zainul hasan/pendidikan sejarah A/2012.
BalasHapusdari pertanyaan kawan-kawan di atas secara tidak langsung (menurut saya) menyinggug berkenaan muculnya nasionalisme sebagai reaksi terhadap adanya penjajahan. pertayaan baru yang saya sampaikan ialah, bilamana nasionalisme itu hilang ataupun memudar, apakah perlu adanya penjajahan untuk melahirkannya kembali? jika kita tarik ulur munculnya nasionalisme di Indonesia terkait masalah pergerakan nasional yang anda kaji dengan konteks saat ini. mohon jelaskan terlebih dahulu konsep penjajahan menurut pandangan anda agar saya dapat memahami penjelasan anda terkait pertanyaan saya.
klu menurut saya tidak sperti itu juga mas zen,klu itu kan salah satunya saja munculnya nasinalisme di indonesia karena adanya rasa tertekan dari penjajahan dan untuk memunculkan nya kmbali ya tidak harus di jajah lagi karena jika kita cermati lagi di artikel tersebut telah dijelaskan bahwa harapan dasar dari nasionalisme itu adalah berubah-ubah menurut jamanya yang penting sutu bangsa itu timbul rasa cinta tanah air,bela negara untuk smentara meninggalkan kelokalanya sadar akan identitas bersama sebagai bangsa indonesia maka itu sudah muncul nasinalisme.Jadi nasionalisme itu mncul sesuai konteks jamanya kalu seperti sekarang kan lebih kepada memperthankan agar persatuan dan kesatuan dengan berbagai macam perbedaan ini tetap terjaga salah satunya melalui nasinalisme.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapusrasa persatuan kita itu sebenarnya pecah menurut apa dulu? kita erlu mencermati, karena di masa penjajahan terutama Belanda, kit aseakan dijajah. bagaimana pandangan Mbak Putri atau kelompok 1?
HapusZENI DWI FIANTI / 20731400300 /A / 2012
BalasHapusPada artikel diatas disebutkan bahwa nasionalisme timur: sebagai upaya mengatasi keterbelakangan dengan cara meniru barat, tetapi memusuhi barat. Apa maksud dari pernyataan tersebut ?
Lalu apakah hal tersebut juga berarti bahwa nasionalisme hanya mementingkan keberhasilan negaranya sendiri tanpa mementingkan persatuan maupun hubungan baik dengan negara lain bahkan yang sudah membantu dalam keterbelakangan ?
Terimakasih
Febrina wahyuning tyas/120731435980/2012
HapusMaksudnya memusuhi disini bukan memusuhi secara keseluruhan mbk, melainkan disini kata "memusuhi" memiliki arti yaitu dimana kita dapat memilah yang baik dan yang buruk, maksutnya kita mencontoh perilaku orang barat yang positif sedangkan yang negatif kita hilangkan, dari situlah kita dapat mengatasi keterbelakangan tersebut.
Rasa nasionalisme awalnya tumbuh dalam diri setiap individu pada negara masing-masing, sehingga kata nasionalisme bukan hanya untuk kepentingan bangsa sendiri melainkan rasa nasionalisme untuk menyatukan hubungan dengan negara lain dimana untuk menjalin hubungan yang baik pula .
Okelah saya mengerti
HapusThanks
Adi rahmad dwiky setiawan/120731435970/A
BalasHapusApa dan dimna destination dari rasa nasionalisme tersebut? Karena setiap rasa selalu memilki tujuan akhir...
Pertanyaan saya kog g mau aada yg memberikan jawaban..
HapusDwi Selly Nurianti/120731435986/A/2012
BalasHapusmunculnya kaum nasionalisme tidak bisa terlepas dari kaum-kaum terpelajar disuatu negara atau bangsa, jika hanya terpaku pada kaum-kaum terpelajar bagaimana dengan orang-orang yang tidak mengenal pendidikan dsb ? dan menurut anda apakah telah timbul rasa nasionalisme sebelum mereka mengenal kata nasionalisme ? tolong diberikan sedikit contoh
ZOFRANO IMS/120731435976/PSEJ 2012
HapusPertanyaan yang kritis dan lumayan sulit dijawab.... dengan orang-orang yang tidak berpendidikan juga terlibat dalam proses menggugah semangat nasionalisme terutama masa 1908-1945 karena masuk sebagai anggota organisasi dan itupun diajak oleh teman-temannya otomatis munculnya nasionalisme tidak lebih dari "ajakan" yang kemudian berkembang menjadi virus membangkitkan rasa persatuan dan itu telah mengakar sehingga bentuk-bentuk penindasan yang dilakukan oleh Belanda turut semakin memperbesar semangat nasionalsme...oleh Terri Cavanagh Partai Nasional Indonesia saat itu dibentuk di tahun 1927 dan ... Selama waktu itu, ratusan ribu buruh dan petani menjadi anggota PNI dan saya tambahkan bahkan rakyat biasa pun masuk ke PNI sehingga rasa nasionalisme tidak hanya dari golongan cendikiawan sel juga rakyat biasa, dan bentuk penindasan Belanda kepada rakyat melalui kebijakannya membantu rasa nasionalisme semakin tebal dan persatuan senasib dan sepenanggungan makin kuat sebagai contoh:rakay disuruh kerja dan dicambuk ia memberontak tetapi dia lemah kemudian dari insiden tersebut juga turut memberontak di daerah lain dan ini pun dimannfaatkan PKI ALHASIL nasionalisme tidak hanya melalui organisasi tetapi dari individu sendiri cuma perlu ada wadah dalam memperjuangkan rasa dan semangat nasionalisme itu....ya jelas sebelum mengenal hakekat nasionalisme, nasionalisme itu sendiri telah tumbuh dikalangan rakyat Hindia Belanda dan golongan intelektual, tidak heran Soekarno ketika sidang BPUPKI mengutip pernyataan Ernest Renan: Nasionalisme itu hidup didalalam sanubari ...(nanti saya kroscek sumbernya) so itu bahasa Prancis pendapat Ernest Renan
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusPutri nur ekasari
BalasHapussaran saya sebaiknya setelah mengutip anda beri penjelasan mengenai makna dari kutipan tersebut agar kita sebagai pembaca lebih mudah memahaminya.. lalu yang saya tanyakan mengenai pndapat bernad sausser bhwa nasionalisme bukanlah ideologi seperti yang diphami oleh bnyak orang lyknya liberalisme maupun komunisme.nah mungkin pndapt itu ada bnarnya karena sperti contohnya kita di indonesia jarang sekali menyebut ideologi nasionalisme mlainkan semangat nasionalisme dan ideologi yang kita gunakan ideologi pancasila.nah klu sperti itu gmana ? karena berkali-kali artikel ini menggunakan istilah ideologi nasionalisme.
sebab nasionalisme sudah menjadi ideologi berdasarkan persyaratan diats sehingga orang-orang lebih mengarahkan nasionalisme sebagai ideologi dan perdebatan tersebut wajar sebab cara pandang peneliti melihat nasionalisme sebagai ideologi atau bukan......thx put jawabannya...nasionalisme menjadi sarana membangkitkan semangat persatuan ketimbang ideologi lain....
Hapuskartika tri lestari/120731435987/A/2012
BalasHapusdalam artikel menjelaskan bahwa nasionalisme terkait erat dengan liberalisme politik..
apa wujud keterkaitan antara nasionalisme dengan liberalisme politik???
tolong jelaskan
Dwi Tedy Lestari
BalasHapus"Pandangan Mill dikritik karena Nasionalisme merupakan ideologi yang melahirkan suatu bangsa atas dasar persamaan nasib dan memunculkan persatuan yang erat"
lalu menurut kelompok anda jika merujuk pada pernyataan mill bagaimana tanggapan anda tentang berbagai konflik yang ada di indonesia saat ini semisal perang antar suku atau antar agama?
terimakasih
RICO ANGGI PRANATA / 120731435993/ A
Hapusbila kita berpedoman pada pandangan MILL nasionalisme memang sangat penting bagi kehidupan bangsa khususnya bangsa indonesia. nasionalisme dapat mempersatukan bangsa indonesia yang terdiri dari banyak suku dan agama (5) dan juga memajukan bangsa kita. namun saat ini tidak bisa kita pungkiri bahwa kenyataan yang ada pada lapangan berbanding terbalik dengan tujuan Nasionalisme tersebut. nasionalisme pada bangsa kita mulai tampak pudar yang erlihat dari konflik2 antar suku maupun agama. hal tersebut terjadi karena kurangnya rasa toleransi terhadap orang lain dan yang lebih parah lagi adalah munculnya berbagai gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari NKRI yang diakibatkan ketidak adilan sosial. jadi disini kita harus sadari kekurangan kita dan harus sebisa mungkin memperbesar toleransi kita khususnya terhadap suku bangsa dan pemeluk agama lain agar konflik2 seperti itu bisa diminimalisir
Zainul Hasan/Pendidikan Sejarah/A/2012.
HapusPerlu digasris bawahi disini bahwa, Mill itu siapa dulu. mengapa pendapat Mill tersebut dikritik oleh orang-orang (ahli) Nasionalisme, karena apa yangmenjadi pandangannya berbeda dengan Nasionalisme. Mill tersebut merupakan orang yang berpaham sosialis. J.S. Mill memang terkenal pada pemikiran ekonominya.
bagi pertanyaan yang belum sempat dijawab dan masih mengganjal nanti bisa di jawab di forum kelas.untuk teman-teman yang bisa membntu menjawab langsung saja di share
BalasHapusteman-teman yang lain bisa memberikan tanggapan tidak harus semua sebagai penanya agar diskusi bisa berjalan
BalasHapusputri nur ekasari
BalasHapussaya jadi tambah bngung kenapa harus ada pemisahan antara gerakan nasionalisme,ideologi nasionalisme..sebenarnya nasionalisme itu paham/pemikiran atau bisa dikatakan ideologi atau tidak.padahal diatas juga sudah ada pndapat ahli Bernar sausser bahwa nasionalisme belum bisa dikatakan sebagai ideologi.kalu menurut saya nasionalisme itu pemikiran klu dikatakan sbgai ideologi masih kurang sistematis seperti pernyataan Bernad.
Kamu ini menanggapi pertanyaan atau pernyataan yang mana Put??
HapusFebrina Wahyuning Tyas/120731435980/A/2012
Hapusjika dilihat dari berbagai pernyataan yang ada mengenai nasionalisme maka dapat dikatakan bahwa setiap ilmuan tersebut mempunyai argumen masinh-masing, ada yang mengatakan nasionalisme sebagai ideologi maupun ada yang mengatakan bahwa nasionalisme merupakan semangat, nah dari situlah dapat kita simpulkan bahwa arti kata nasionalisme tersebut banyak versi dan itu terserah dari masing-masing individunya mau menganggap nasionalisme sebagai semangat ataupun ideologi, namun di Indonesia sendiri jika berbicara mengenai ideologi maka ideologi kita adalah pancasila, karena ideologi sendiri merupakan acuan dasar .
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusZainul Hasan/Pendidikan Sejarah/A/2012.
Hapuskonteks pergerakan nasional dengan nasionalisme perlu adanya pembedaan. karena konsepnya saja berbeda. yang satu berupa aksi sedangkan yang satu berupa sebuah pemikiran. jadi antara pemikiran dan tindakan haruslah ada pemisahan konsep, Meskipun pemikiranlah yang mempengaruhi tindakan.
aku tanya git berkaitan dengan pertanyaanmu itu git yang tentang gerakan nasionalisme itu lo
Hapussiti nur munasharoh/120731435978/A/2012
BalasHapussebenarnya NASIONALISME tersebut berasal dari mana???
seandainya dari Indonesia, kenapa tidak dari dahulu bangsa Indonesia langsung menganut paham Nasionalis?? dan juga mengapa sebelumnya, Indonesia harus terlebih dahulu dimasuki paham paham, seperti Liberal, Komunis dll??
dari Sumberpucung wkwkw..gx deh dari Eropa awalnya dari Revolusi Prancis dan Revolusi Rusia yang mengubah feodalisme ke demokrasi dan komunisme yang dengan semangat nasionalisme untuk menumbangkan tirani ke arah keadilan dan kemanusiaan...nasionalisme itu terbawa oleh para golongan intelektual yang belajar di pendidikan ala Barat baik Hindia Belanda maupun di Eropa..sejarah tidak bisa berandaiandai ...karena nasionalisme ini sudah ada ketika cita-cita untuk menjadi bangsa yang merdeka tertulis dimasing-masing organisasi pergerakan..dan nasionalisme menjadi membangkitkan rasa persatuan dari kondisi Hindia Belanda yang tidak sejahtera....karena bermula dari masalah kesejahteraan petani dan buruh di Hindia Belanda nung, ideologi Liberalisme dan Komunisme rentan masuk flashbacknya ketika Cultuurstelsel diganti dengan Politik Pintu Terbuka itu juga paham liberal menang di parlemen dan memulai babak baru investasi asing selain Belanda dapat menanamkan modalnya...dan ideologi komunisme itu juga masuk ketika buruh dan tani tidak sejhtera sehingga dijadikan "propaganda" Komunis karena itu ISDV menysup di SI pertama-tama membentuk serikat pekerja KA lalu menjadi serikat rakyat yang darisanalah embrio PKI lahir..
HapusZOFRANO IMS/120731435976/A/PSEJ 2012
siti nur munasharoh/120731435978/A/kelompok 2
Hapusoo,. iya iya van,. saya kira berasal dari Indonesia. soalnya kata kata nasionalisme tersebut sangat identik dengan negara Indonesia.
o ia ada pertanyaan lagi..
Menurut kelompok anda, apakah dengan masuknya nasionalisme ke indonesia tersebutlah, yang mendorong pihak pemerintah dan rakyat untuk memerdeka kan Indonesia ???
Febrina Wahyuning Tyas/120731435980/A/2012
Hapusnah... pertanyaannya mbk siti nur sudah mengacu pada jawabannya, dari rasa nasionalisme itulah bangsa Indonesia merdeka,
pertanyaan dari teman-teman Offering A PSEJ 2012 sudah kritis bahkan sulit untuk dijawab...sipp pertahankan daya kritis kalian sampai semester 7 nanti :) sukses selalu untuk kalian dan kalian bisa menjadi guru yang dicintai oleh muridnya:
BalasHapusCINTA SEORANG MURID LEBIH BESAR DARI CINTA SEORANG GURU (Gede Rama), Jadilah guru yang difavoritkan oleh murid-muridnya baik itu SMA/SMP/SD... Amin....
Tidak ada orang pandai di dunia ini tapi hanya ada orang kritis yang ingin mau terus mencari tahu ilmu pengetahuan menjadikannya pandai "akalnya" dan hati nuraninya (ZOFRANO IMS)
Terima Kasih. Diskusi ditutup
BalasHapussundul77.com Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya
BalasHapussundul77.com Adalah Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya, Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88 sundul77 Merupakan Salah Satu Bandar Bola, Bandar Casino, Poker Online Terpercaya IDNSPORT. Kelebihan Bandar Bola Terbesar www.sundul77.com Desain Website Menarik, Live Casino Online 24 Jam Non-Stop Bersama Dealer Eropa & Dealer Asia..
Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya, Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88
Bolagaming mempunyai tim berpengalaman dalam melayani setiap member yang bergabung di situs judi taruhan bola terbaik ini. Kami menyediakan customer service online 24 jam yang akan menemani anda dan membantu memberikan arahan kepada anda agar mudah saat melakukan pendaftaran. Anda bisa memilih jenis permainan judi taruhan online apa saja sesuai keinginan anda.
Ayo Bergabung Bersama Situs Judi Taruan Bola Terlengkap Bolagaming
situs agen bola terbaik,judi casino online,poker uang asli,poker uang asli,agen ibcbet
I wanted to thank you game scr888 senang dapat free spin for this great read. Your blog is one of the finest blog . Thanks for posting this informative article.
BalasHapusValuable site, where did u come up with the information in this posting? I am pleased I discovered 168 8099 apk scr888 casino game 4 it though, ill be checking back soon to find out what new content pieces u have.
BalasHapusThis is a brilliant writing and very pleased to find this site. I couldn’t discover to much rapid slim diet pills
BalasHapusdifferent information on your blog. I will surely be back again to look at some other important posts that you have in future.
You got a really useful scr888 kiosk blog I have been scr888 download 2019 here reading for about half an hour. I am a scr888 login account newbie and your post is scr888 apk valuable for me.
BalasHapusI am undeniably kiosk.918kiss download thankful to you for providing us with this invaluable 918kiss ios related information. My spouse kiosk.918kiss download and I are easily grateful, quite frankly the documents we needed.
BalasHapusGreat ....You scr888 download 2019 have beautifully presented scr888 for iphone your thought in this scr888 kiss blog post. I admire the time scr888 918kiss and effort you put into your blog scr888 malaysia and detailed information you offer.
BalasHapusCongrats, determination and hard working never get bad result.
BalasHapushttps://www.slideshare.net/918Kiss2020/new-microsoft-office-word-document-copy-3-copy
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTOGEL212
BalasHapusagen togel212
alamat togel212
alternatif togel212
angka jitu hk togel212
angka jitu togel212
angka main hk togel212
aplikasi togel212
bandar togel212
bandar togel togel212
bo togel212
TOGEL ONLINE
jayatogel
togel online
togel singapore online
togel online terpercaya
daftar togel online
togel online sgp
jaya togel keluaran hongkong
jaya togel sdy
bandar togel online
BERKAH365
Berkah365
Berkah 365
liga Berkah365
link alternatif Berkah365
live chat Berkah365
Berkah365 seo
Berkah365 asia
login Berkah365
link Berkah365
Great 918kiss hack apk download for android 2020, it must be memorable for ever.
BalasHapusUltra Fast Keto Boost it helps consume progressively fat and produce more muscle. Not really CLA enhancements are utilized to shed pounds on the grounds that the heaviness of the fat misfortune can be made up for by picking up bulk.
BalasHapus9. Zinc is a mineral found in shellfish and red meat. It can likewise be found in littler sums in certain grains and sesame.
https://purefitketodietplan.com/ultra-fast-keto-boost/
Food consists of seven meals, and as soon as you Go ketogenic get up and at supper you should have teas (lemon, ginger, herbs), in the afternoon snacks you should have juices (of fruits or vegetables), for breakfast, one vitamin (with fruits and skim milk) and for lunch and dinner, soups (of vegetables).
BalasHapushttps://goketoganic.com/
The great restriction of foods in this diet can lead to Go ketogenic nutritional deficiencies, since the cooking of vegetables and the beating of fruits can cause them to lose nutrients, even more if they are not made and consumed on the spot.
BalasHapushttps://goketoganic.com/
1. liven up push rouse shout out will be stir directly from the casino we choose to play. Casinos as soon as Poipet Casino Vietnam Casino, Myanmar Casino, Laos Casino, etc. We will see the faces of employees. in imitation of clearing dice or Ecstasy to be in cards, we bet upon which side will win, or what number. liveliness games are gambling games expected in the form of moving picture games. We will not look the dealer's face. Features are similar to general online games. Where to concurrence this website in imitation of computers and who will win such as online slot games, baccarat games, etc.
BalasHapussimilar to a company website these businesses are dexterous to provide customers considering in the works to date opinion in this area specific products or services. Digital promotion companies internet can with put up to considering search engine optimization (SEO). This is important as it helps ensure that potential customers are competent to find your company behind they conduct a search for certain products or services.
BalasHapus